Sunday 29 March 2009

Harry Potter



Tanggal 17 Juli ntar, Harry Potter and the half-Blood Prince bakal rilis. Akhirnya, sudh ampe film keenam. Trus Film ketujuh dan selesai. Bukunya sih udah selese. Akankah eurofia Harpot akan berakhir? Ga tau deh. Yg pasti menurut gw harpot bakal jadi legenda, karena fenomal sangat. Dan gwtetep baca bukunya berulang karena gw ga pernah bosan!

Gw sangat berharap film keenam ntar ga sejelek film kelima. Berharap David Yates ga mengulangi keselahannya, kayak difilm kelima yg membosankan. Gw bener2 ga sabar pengen nonton. pengen liat Tom Riddle/Lord Voldemort muda. cakep ga yah...?

Trus pa kabar si JK Rowling? Apa dia bakal menulis buku lain? Gw sih ngarepinnya gitu. gw penasaran sama tulisan2nya yg lain. Apa akan sebagus Harry potter?

Saturday 28 March 2009

MAD MARCH

Bener-bener deh, ini bulan maret yg gila!!! Gw stress bgt slama bulan maret. Emosi gw sangat dikuras. Gw sampai mati-matian nahan hasrat pengen ngamuk!! Orang2 diskeliling gw benr2 ga bantu sma skali. Justru merekalah pemicunya. Mereka penarik ego dalam diri gw.

Gw bersyukur maret segera berakhir. Karena gw ga tahan lagi!! Berat badan gw ampe turun... Ya tuhan..

Ps: Suju Menang di Music bank Chart!!! Congratz!!!

Ps2: Bwt tman2 disluruh nusantara *kya idola cilik..?* yg akan menghadapi Uan, juga anak2 smada, slamat menghadapi Uan. Mari berjuang bersama!!

Monday 16 March 2009

LUNA AFTER MIDNIGHT Chapter two

Title: LUNA AFTER MIDNIGHT

Author: Cindy Clarissa *real name*/Reila Nakahara *nickname*

Pairing: Choi Siwon *Super Junior!!!*

Genre: Romance



Bodoh.

Benar-benar bodoh.

Tidak. Ini lebih dari bodoh. Apa yang sudah aku lakukan? Berubah begitu saja didepan dia? Yah, aku tak punya pilihan. Tapi semua ini takkan terjadi seandainya aku tidak menampakkan diri di depan si tampan. Tapi bagaimana lagi? Aku tidak tahan juga untuk berbicara dengan orang setelah lama sekali aku bicara sendiri. Lagipula dia butuh pertolonganku. Tapi orang mabuk lainnya sering lebih parah dari dia dan aku berusaha tidak mau tahu. Tapi untuk si tampan… Aku mau tahu.

Aku tertolong karena dia dalam keadaan mabuk. Semoga saja dia mengganggap itu hanya mimpi atau halusinasi. Tapi dia sadar-sadar saja waktu berbicara denganku. Ukh! Aku bingung! Yang kuharapkan dia tidak mengatakan apapun tentang aku kepada siapapun. Kalaupun dia mengatakannya, dia pasti dianggap gila. Dia juga tidak maukan dianggap gila?

Aku sudah memintanya melupakanku. Mungkin saja sudah dilakukannya. Entah kenapa hatiku menjadi sakit. Aku ingin dia mengingatku…

***

Di suatu taman yang indah. Rumput-rumputnya begitu hijau dan bunga-bunga beraneka warna bertebaran disana-sini. Anak-anak berlarian riang gembira sementara ibu mereka menonton dengan senyum yang merekah. Tapi semua itu terlihat biasa. Biasa sekali dibandingkan dengan gadis yang duduk disana. Dia begitu menarik perhatian. Duduk tenang dengan wajah menunduk membaca buku. Aku penasaran. Kuhampiri dia. Dia sangat rupawan. Dia tersenyum menyambutku.

Tiba-tiba dunia menggelap. Awan putih digantikan oleh mendung. Senyum sang gadis memudar digantikan wajah yang sedih. Gelap. Gelap sekali. Dan ketika aku bisa melihat dengan jelas, gadis itu tidak ada. Yang ada didepanku adalah… Pohon.

Siwon begitu terkejut hingga terbangun. Nafasnya terengah-engah. Mimpi itu begitu jelas. Gadis yang berubah menjadi pohon. Hal ini benar-benar menggangunya sehingga terbawa kedalam mimpinya. Dia memandang berkeliling. Sepi. Kamarnya sepi dan diluar sudah terang. Siwon belum membuka jendela dan dia sama sekali tidak berminat melakukan hal itu. dia masih duduk diranjangnya. Masih diliputi perasaan shock.

Terdengar ketukan dipintu.

“Tuan, Tuan Siwon anda sudah bangun?” Tanya pelayannya dari luar.

Ada apa?” Tanya siwon enggan. Dia sudah mengetahui jawaban dari pertanyaannya.

“Tuan besar berpesan kepada saya untuk mengingatkan anda agar bangun sebelum jam sebelas dan menghadiri rapat dikantor, tuan,” Jawab si pelayan.

Siwon melihat kearah jam dimeja. Hampir jam sebelas. “Ya, aku tahu. Pergilah,” Perintah Siwon.

“Baik tuan,” dan pelayan itu pun pergi.

Dengan malas Siwon bangun dan menuju kamar mandi. Pikirannya masih dipenuhi oleh si gadis pohon misterius itu. Tapi yang paling penting saat ini adalah dia harus menghadapi sang Ayah.

***

“Tapi apa menurutmu aku bisa?” Tanya gadis berponi kepada temannya yang sedang sibuk menjilat lolipop. Si lolipop memandang si gadis berponi.

“Kenapa tidak bisa? Lagipula kau belum mencoba. Coba saja dulu,” Katanya.

“Tapi Jung Soo oppa itu cowok populer. Dia begitu tampan, pintar, dan jago olahraga. Banyak mengidolai dia. Aku? Bukan siapa-siapa,” Si gadis berponi mulai kehilangan kepercayaan diri. Aku jadi kasihan. Tapi si lolipop malah jadi gusar.

“Kau jangan patah semangat dulu dong. Kau dan Jung Soo oppa kan sudah saling mengenal. Dia juga baik padamu. Dia selalu menyapamukan setiap kita bertemu dia dikoridor? Apa lagi yang membuatmu ragu? Ayolah, coba saja dulu,” Si lollipop meyakinkan si gadis berponi. Gadis berponi jadi agak bersemangat.

“Aku tahu, seharusnya aku mencoba dulu,” Gumamnya.

“Nah! Begitu dong! Aku pasti akan membantumu,” Seru si lollipop senang. Si gadis berponi tersenyum. Mereka berdua mulai menyusun rencana-rencana. Tidak lama kemudian mereka beranjak dari bangku dan pergi. Aku sendiri lagi. Semoga saja si gadis berponi berhasil. Memang sulit kalau kita tidak mencoba dulu.

Lalu bagaimana denganku? Apa aku berani mencoba beranjak dari sini? Tidak. Aku terlalu takut. Aku takut kehilangan kaki ini. Aku takut mengorbankan tubuh yang kudapatkan untuk kedua kalinya. Dan aku tidak punya peyemangat seperti si gadis berponi itu.

Dan kenapa wajah si tampan melintas dibenakku? Mungkinkah dia jadi penyemangatku? Aku juga tidak tahu.

***

Membosankan,keluh Choi Siwon. Dia heran sendiri kenapa dia bisa bertahan didalam ruangan dengan orang-orang yang tidak dikenalnya, kecuali ayahnya sendiri, dan selalu memandangnya diam-diam penuh rasa penasaran. Ayahnya juga selalu memasang mata memperhatikannya. Dan pembicaraan disini benar-benar tidak masuk telinganya. Siwon memang tidak pernah tertarik sama sekali terhadap bisnis. Tapi ayahnya bersikeras dan memaksanya kuliah bisnis. Hasilnya Siwon selalu bolos dan nilainya parah. Dan sang ayah menjadi semakin keras terhadapnya. Siwon berusaha melawan. Sesungguhnya ia juga ingin meloloskan diri dari ayahnya. Tapi dia masih menghormati ayahnya. Rasa hormat atau takut? Hal itu masih sering ia tanyakan kepada dirinya sendiri. Yang pasti ayahnya selalu berhasil menekannya dan Siwon selalu kalah. Dia selalu lari dari masalah dan membiarkan semuanya begitu saja..

Kau tidak boleh lari. Siwon tersentak. Dia jadi ingat perkataan si gadis pohon misterius dan pertanyaannya yang belum dijawab si gadis. Siwon menghela nafas. Dia jadi teringat lagi dengan gadis itu. Gadis itu tampaknya juga punya masalah dan lebih berat dari masalahku, pikir Siwon. Dia jadi ingin bertemu gadis itu dan menyingkap misteri yang menyelubunginya. Terutama soal pohon.

Siwon jadi teringat mimpinya…

Sudah jam satu. Sampai kapan aku harus berada disini…

***

Sudah sore. Satu persatu orang-orang mulai menghilang dari taman. Tapi perasaan cemasku belum hilang. Masih bergentayangan dalm hati dan pikiranku. Si tampan itu, siapa ya namanya?, dia tidak terlihat. Entah kenapa menurutku dia akan datang. Paling tidak untuk mencari tau tentang aku. Huh! Kenapa aku jadi berpikiran begitu? Tentu saja dia sudah melupakan kejadian kemarinkan? Pasti dia menganggap dirinya bermimpi. Ya, pasti seperti itu.

Tapi mengapa perasaanku jadi tidak keruan begini? Apa yang sebenarnya kuharapkan? Tidak. Aku harus menghentikan rasa tidak jelas dalam diriku. Aku harus melupakannya.

Er, tidak mungkin…

Dia datang! Si tampan! Ada apa dengannya? Dia terus menatapku dari jauh, sekarang dia duduk dibangku, masih tetap memandangku. Kenapa aku jadi deg-degan? Dia memang tampan. Siapapun gadis yang ditatapnya pasti akan merasa begitu. Dia terus memandangiku, sebagai pohon, dengan penasaran. Dia lalu berbalik dan memandang kedepan dengan tatapan kosong.

Lama, lama sekali dia duduk. Matahari sudah tenggelam. Dia masih duduk disitu. Aku penasaran, apa yang dipikirkannya, ya? Dia berbalik lagi, menatapku. Kali ini tanpa ekspresi. Lagi-lagi lama sekali…

Malam akhirnya turun. Aku masih jadi pohon dan si tampan masih duduk disitu. Apa yang dipikirkannya? Aku sangat penasaran. Mungkinkah dia sengaja menungguku? Minta penjelasan? Aku tidak bisa membaca pikirannya. Dia tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Yang dilakukannya hanya duduk dan memandangiku lalu memandang kosong ke depan.

Waktu terus berjalan. Sekarang hanya kami berdua saja disini. Tengah malam belum tiba. Akh! Apa yang akan kulakukan nanti kalau seandainya dia masih disini? Apa yang akan kulakukan setelah berubah nanti. Aku tidak tahu…

Dia masih duduk disitu.

Tengah malam semakin dekat dan aku semakin tegang dan si tampan tetap diam. Kira-kira apa yang akan terjadi nanti? Hanya tuhan yang tahu. Ah, dia akhirnya bergerak juga. Dia beranjak dari bangku, menatapku, lalu berjalan perlahan menjauh dari taman. Akhirnya dia pergi juga. Dengan begini aku bisa tenang.

Kurasa tidak. Aku malah jadi gelisah. Sepanjang dia duduk dibangku tadi tidak bisa kupungkiri aku merasa… senang. Tegang juga, tapi aku juga senang. Dan dia sudah pergi. Aku jadi merasa kosong.

Jam dua belas tepat. Akhirnya, jadi manusia lagi.

Aku membeku. Ada yang memegang pundakku. Aku berbalik, sangat ketakutan, untuk melihat siapa itu. Si tampan berdiri menatapku…

***

Ukh! Jadi juga ni fanfic. Thank to chaca yang menyuntikkan inspirasi ke gw yang lagi mumet ga jelas ini. Gw harap fanfic ini ga stu

Tuesday 10 March 2009

SUPER JUNIOR'S NEW ALBUM

Album baru Suju!! Finally, stelah lma nunggu. Menjagokan single Sorry, sorry, yg menurut gw adalah permintaan maaf Suju bwt E.L.F karena lama ga ngeluarin album. hehehe.. Permintaan maaf diterima! Coz, lagu sorry, sorry tuh keren!!

Tapi kesian bgt yah si Kang-In. Ga keliatan gara-gara ketutupan Yesung. Ituh, yang pake topi fedora, yg cuma topinya doang yang nampak.

Sorry, sorry Lyric

chorus:

Sorry Sorry Sorry Sorry
Naega naega naega munjuh
Nehgae nehgae nehgae bbajuh bbajuh bbajuh party baby
Shawty Shawty Shawty Shawty
Noonee booshuh booshuh booshuh
Soomee makhyuh makhyuh makhyuh
Naega micheo micheo baby

Baraboneun noonbit sokeh
Noonbit sokkeh naneun machi
Naneun micheo mwuheh holin nom
Eejen busuhnajido mothae
Guluhohneun nuheh moseup
Nuheh moseup nuhnen machi
Nae shimjangeul balbgo watnabwah
Eejen busuhnajido mothae

Uhdeel gana dangdanghageh
Ootneun nuhneun maeryukjuk
Chakhan yeoja ilshikeeran
Saenggakdeuleun bopyunjuk
Dohdohageh guhchim ubgae
Jungmahl nuhneun hwansangjuk
Dohleekeel soo ubseulmankeum
Naegae bbajuh buhryuseo

Repeat Chorus

Hey girl girl girl girl girl girl girl
Noonmanddeumyun ni saenggak Hey girl
Janakkehnah sashil nuh hana bakeh ahnboyuh
Mahlhaebwah ni mameh naega
Mahlhaebwah jari jabatneunji
Mahlhaejo naegeh mahlhaejo
Naneun babo babo babo

Joobyun saramdeuleun malhhae
Naega nuhmoo jukgeukjuk
Ee saesahngeh geurun saram
Uhdee handooleenyahgo
Geuguhl molla geunyuhl molla
Shigihamyuh haneun mahl
Naegae boorupdamyun geugun
Geudaedeulee geeneun guh

Repeat Chorus
Let’s dance dance dance dance (x3)

Hey eejen geuman naegae wahjooleh
Jungmahl michil gutman gatah yeah
Nan neoman saranghago shippo
Juhldeh dashi hanoon pahl saenggak ubseo hey

Aeineerakiboda chingookateun
Naega dwehgo shippeo
Neoeh modeun gomin seulpeum
Hahmkkeh ganjeekhagopa
Dashi ubseul mankeum mankeum
Nuhruhl nuhmoo saranghae
Naega bahran saram niga baro geu
that that that girl

Repeat Chorus


Sayang baru ada teasernya doang.

Saturday 7 March 2009

KABUT SEBELUM TERBAKAR

I see my vision burn. I feel my memories fade with time. But I’m too young to worry. Ya, aku masih terlalu muda untuk khawatir. Tapi nyatanya, aku khawatir. Aku sangat khawatir. Masalah utamanya apalagi kalau bukan tentang masa depan.

I see my vision burn. Not yet. Yang baru kulihat hanya kabut. Kabut tebal yang sangat sulit ditembus. Untuk mengintip sedikit saja kebalik kabut aku tidak bisa. Mataku langsung pedih. Aku sudah berusaha untuk menyingkapnya. Kabut itu tidak bergeming.

Kenapa kabut itu tidak bergerak? Karena keadaanku sekarang. Di dalam kotak abu-abu aku hidup, hanya bisa mengangguk. Mengatakan sesuatu pun hanya akan menjadi tamparan nantinya. Seandainya aku bisa memilih, aku akan memilih. Seandainya aku bisa meminta, aku pasti meminta. Namun aku di kotak abu-abu. Aku harus ingat itu.

Apakah masa depanku akhirnya akan benar-benar terbakar? Aku tidak mengharapakan itu. Apakah kotak abu-abuku menggelap dan menjadi kotak hitam? Aku tidak mau. Aku tidak menyalahkan siapapun. Apapun. Toh aku juga tidak bisa begitu. Lalu siapa yang salah? Apa?

Manusia hanya bisa berusaha. Aku sedang berusaha meyingkirkan kabut itu. Aku ingin melihat ada apa dibaliknya. Aku ingin tahu…

Coba kau lihat. Disini aku menangis. Disini aku terdiam. Disini aku berjuang. Didalam kotak abu-abu aku terus berusaha. Aku mengharapkan belas kasihanmu, Tuhan…

Thursday 5 March 2009

NEW PROJECT

Title: LUNA AFTER MIDNIGHT

Author: Cindy Clarissa *real name*/Reila Nakahara *nickname*

Pairing: Choi Siwon *Super Junior!!!*

Genre: Romance

This is really really created by me


Jam 12 tengah malam punya arti banyak. Jam 12 tengah malam adalah dimulainya hari baru. Bagi Cinderella, jam 12 tengah malam adalah akhir dari kebahagiannya. Akhir dari gaun pestanya. Akhir dari kereta labunya. Tapi bagiku, jam 12 adalah sebuah awal. Awal dimana akhirnya akar pohon itu menjadi kaki. Dimana aku bisa berdiri dan berjalan. Tidak seperti disiang hari ketika aku hanya bisa diam dan memandang orang lalu lalang dengan kaki mereka.

Malam yang gelap. Dan aku duduk seperti biasanya dibangku didepan pohonku. Sekarang pohon itu tidak ada. Itu karena aku duduk disini. Itu karena akulah pohonnya. Ya, aku adalah pohon. Mulai dari jam 4 pagi sampai jam 12 malam paling tidak. Sedangkan dari jam 12 malam sampai jam 4 pagi aku adalah manusia utuh. Kenapa bisa begitu? Ceritanya panjang.

Aku memandangi sekitar. Sepi. Aku menunduk. Rasanya ingin aku berlari mengelilingi kota ini. Bukan hanya duduk-duduk saja ditaman. Tapi aku terlalu takut. Aku takut menjadi keasyikan sehingga lupa waktu dan lupa berubah menjadi pohon. Aku bisa saja bertahan menjadi manusia melebihi jam 4 pagi. Tapi konsekuensinya adalah aku lenyap. Menghilang dari dunia ini. Dan aku tidak mau itu terjadi. Aku sudah diberi kesempatan kedua. Aku takkan menyia-nyiakannya. Jadi, aku terus duduk dibangku ini. Entah sampai kapan. Mungkin sampai keberanianku muncul atau sampai aku merasa sangat bosan. Dan aku belum merasa bosan.

Tik tok tik tok tik tok… Yah, waktu terus berjalan. Jam ditaman memperlihatkan bahwa sebentar lagi jam 4. Dan aku harus berubah. Sedih rasanya. Aku masih ingin menikmati lagi kaki ini. Tapi inilah takdirku.

***

Siang yang begitu panas. Orang-orang lewat. Kadang ada yang duduk dibangku didepanku. Aku menikmati percakapan mereka karena bagiku itu hiburan. Masalah politik, musik, film, ekonomi, semuanya. Mereka membicarakan itu semua. Aku mendengarkan. Tapi besoknya aku pasti sudah lupa. Aku hanya malas mengingatnya.

Ada seorang pria datang. Dia lalu duduk dibangku. Kenapa wajahnya begitu muram? Apa yang membuatnya sedih? Seandainya saja bisa kutanyakan, tapi aku tak bisa. Dan dia diam saja. Memandang lurus kedepan dengan kosong. Bila diperhatikan. Dia sangat tampan.

Lama sekali si tampan itu duduk, sampai ponselnya berbunyi. Dia menatap layar ponselnya dan ekspresinya berubah menjadi tidak senang.

“Halo,” Jawabnya enggan.

Bla bla bla. Setelah selesai berbicara dengan orang yang menelponnya, dia berdiri, bersiap pergi. Dia memandang berkeliling lalu pandangannya berhenti ke aku. Si pohon. Dan dia pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Ugh! Perasaan apa ini? Kuakui aku terpesona akan ketampanannya. Tapi bukan hanya itu. aku merasa ada getaran dalam hatiku. Aku berharap si tampan akan kembali lagi.

***

Di tempat lain…

Choi Siwon memasuki kantor itu dengan enggan. Rasanya dia sudah sangat berusaha untuk menjauhi kantor ini. Tapi sekeras apapun Siwon berusaha, dia tetap tidak bisa menghindar. Resepsionis memanggilnya tampak ingin mengatakan sesuatu. Tapi Siwon tak memperdulikannya. Jadi, dia terus saja berjalan menuju lift.

Akhirnya sampai juga Siwon pada ruangan yang dia tuju. Dia terdiam agak lama didepan pintu. Lalu akhirnya dia mengetuk juga pintu itu.

“Masuk,” jawab suara dari dalam ruangan.

Siwon memasuki sebuah ruangan luas dengan dekorasi minimalis. Tampak seorang pria separuh baya duduk dibelakang meja, menunggunya.

“Duduklah,” kata Pria itu sambil menunjukan bangku didepannya.

Siwon duduk tanpa mengatakan apa-apa. Pria itu menajamkan pandangannya.

“Kau kemana saja?” tanyanya. Siwon tidak menjawab.

“Kau tahukan kalau kau harus menghadiri rapat itu. kau harus lebih banyak berada disini untuk mepelajari lebih banyak tentang perusahaan yang nantinya akan kau pimpin. Kau harus membiasakan diri.”

Siwon tetap diam.

Mereka berdua terdiam cukup lama. Sang pria masih menatap tajam Siwon. Siwon membalas tatapannya.

“Kau tahukan ayah, aku tidak pernah suka berada disini. Dan aku tidak mau memimpin perusahaan manapun,” Siwon akhirnya bersuara.

“Kalau aku mengatakan kau akan memimpin perusahaan ini, kau akan memimpinnya. Jangan membantah kata-kataku,” balas sang ayah dingin.

“Kau tidak bisa mengatur takdirku, ayah,” Siwon berusaha untuk tetap tenang.

Ayah Siwon memandang sang anak dengan angkuh. “Tentu saja aku bisa karena aku adalah ayahmu dan kau bergantung padaku. Kau pikir darimana kau mendapatkan semua yang kau miliki dan segala kemudahan yang kau rasakan?”

Siwon sudah tidak tahan. Matanya sekarang menatap sang ayah penuh kebencian. Dia berdiri dan melangkah secepat mungkin ke pintu. Dia benar-benar tidak tahan berada seruangan dengan orang yang selalu mengintimidasi dirinya dan mengatur hidupnya. Dia sudah muak.

“Ingat kata-kataku, Siwon,” Ayahnya berkata sebelum Siwon benar-benar keluar dari ruangannya.

Siwon membanting pintu.

***

Teng.. teng..

Jam 12 tengah malam tiba. Akhirnya aku menjadi manusia. Jangan pernah berpikir bahwa aku akan telanjang. Tidak. Aku memakai pakaian. Pakaian yang sama sejak pertama kali aku menjadi pohon. Aku memakai blus lengan panjang dan rok selutut. Dan aku memakai itu terus bahkan saat musim dingin. Aku tidak kedinginan. Mungkin karena aku bukan manusia utuh makanya bisa begitu.

Malam ini lagi-lagi aku sendirian. Pernah ada yang lewat. Orang yang pulang kemalaman, gelandangan, pasangan mesum, orang mabuk, sampai orang-orang misteruis berpakaian hitam-hitam yang tidak aku tahu apa pekerjaannya. Mereka kadang duduk dibangku. Kalau sudah begitu, aku langsung bersembunyi. Aku tidak mau terlihat, terutama oleh orang mabuk dan orang misterius. Mereka tampak menakutkan dan berbahaya. Dan mereka tidak ‘menyadari’ hilangnya pohon dibelakang bangku. Mungkin karena keadaan mereka yang kacau atau apa.

Tapi selebihnya aku selalu sendiri. Ada keinginan dalam hatiku untuk memilki teman. Sudah lama sekali aku tidak berbicara dengan siapapun. Aku… Tunggu. Ada orang mabuk! Dia menuju kesini, ke arahku. Oh, aku harus bersembunyi lagi. Er, sebentar… Aku mengenalinya. Orang mabuk itu. Dia… Si tampan.

Keadaannya jauh lebih kacau daripada tadi siang. Upps, dia terjatuh. Aku bergegas mendatanginya. Niatku untuk bersembunyi kuurungi saja.

“Kau baik-baik saja?” Aku bertanya seraya membantunya berdiri. Aroma minuman keras tercium jelas.

Dia menyipitkan mata berusaha melihatku dengan jelas. Sepertinya pandangannya agak kabur. “Kau siapa?” Dia agak linglung.

Aku tidak menjawab. Aku mendudukannya dibangku, lalu duduk disampingnya. Dia menunduk sambil memegangi kepalanya. Aku merasa prihatin.

“Apa yang terjadi padamu? Kau tertimpa masalah?

Dia terdiam agak lama. Aku menunggu jawabannya. Dia malah muntah. Aku kaget lalu langsung mengelus-elus punggungnya. Dia mencengkram rambutnya.

“Hidupku masalahku,” Kata si tampan akhirnya. Suaranya terdengar lemah.

Aku menghela nafas. Masalahnya pasti berat.

“Masalah selalu menjadi temannya manusia,” aku bergumam sambil menatap langit. “Mereka selalu menyertai manusia.”

Si tampan diam. Kami terdiam cukup lama. Mendadak aku jadi teringat akan masa laluku. Masa lalu yang menyebabkan ini semua. Yang menyebabkan aku jadi begini. Rasanya pedih harus mengingatnya. Tapi ini akan selalu menghantuiku.

“Dulu aku berteman akrab dengan masalah,” Pandangannya beralih dari langit ke wajaku. “Bodohnya, aku tidak mau mengahadapinya. Aku malah lari. Akibat yang kutanggung sangat besar,” Aku bergumam llirih.

“Manusia hanya bisa lari,” Gumamnya. Aku memandangnya tajam.

“Kau tidak boleh lari.”

Dia balas memandangku tajam.

“Bagaimana caranya? Bagaimana supaya aku tidak lari?”

Aku terdiam lalu tersentak saat pandanganku berada pada jam taman. Lima menit lagi jam 4. Aku panik.

“Kau belum menjawab pertanyaanku,” Dia agak kaget melihat perubahan mendadak pada diriku. “Dan kau kenapa?” Tanyanya lagi.

Aku bingung. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus berubah didepan dia? Tampaknya harus. Aku tidak punya pilihan lain. Apa dia bisa menjaga rahasia? Ya Tuhan… Waktu terus berjalan. Aku tidak boleh terus diam begini.

Aku memandang si tampan penuh arti. “Kumohon lupakan apa yang terjadi padamu disini. Lupakanlah aku,” Bisikku tegang.

“Apa maksudmu?” dia balas berbisik. Sangat bingung.

Aku berlari ke belakang bangku. Dia berdiri saking terkejutnya. Aku memandangnya untuk yang terakhir kalinya sebagai manusia.

“Selamat tinggal,” Bisikku sedih. Aku takkan melupakanmu, sambungku dalam hati. Akhirnya aku berubah menjadi pohon.

Reaksi si tampan sesuai perkiraanku. Super shock. Dia berdiri cukup lama. Memandangku. Sebagai pohon. Sepertinya berbagai pertanyaan memenuhi kepalanya. Dia masih berdiri mematung sampai matahari pagi terlihat. Akhirnya dia memukul kepalanya dan memutuskan untuk pergi.

***

To be continue...


Akhirnya bikin fanfic jg stelah membeku sekian lama. Abis skrng lagi suka ma Suju, trutama Siwon. Langsung deh imajinasi kmana-mana.


Monday 2 March 2009

SANGAT MUAK, KE-STAY COOL-AN DIRI ITU…

Gw bener2 jengkel dengan diri gw ini. Berkali-kali rasanya gw coba untuk mencapai ke-stay cool-an diri, berkali-kali juga gw gagal. Ke-stay cool-an diri itu adalah suatu sikap, personality, ato apalah yang harus gw capai dan miliki. Intinya menjadi stay cool menurut pandangan gw itu adalah bersikap tenang dan berkepala dingin.
Tapi gw masih gampang panik dan heboh yg ga penting waktu masalah datang. Gw sering ‘jatuh’ dan berpikiran buruk. Dimana itu si tenang? Kamu dimana kepala dingin? Ha ha. Pada akhirnya gw lah yg menyesal sendiri. Setelah ‘sibuk’ panik+heboh ga jelas baru gw terdiam dan berpikir kenapa tadi gw lebay? Kenapa gw ga diam dan abaikan?
Maybe, this is who I am. The others often said to me, there’s no wrong to be your self. Namun ga ada salahnya juga kita mengubah sifat jelek kitakan? Gw butuh untuk bersikap tenang. Tapi itu suliiiiiittt sekali.
Gw akan terus berusaha. Sulit ya sulit. Ke-stay cool-an diri, bagaimanapun juga harus tercapai.