Monday, 17 November 2008

SHUNKASHUUTOU part 3

Author: Reila Arashi

Title: Shunkashuutou

Saga, Tora, Hiroto, dan Nao menunggu di luar ruang guru dengan agak bingung dan kesal. Tampaknya mereka akan dimarahi sensei lagi. Nao yang kelihatan paling kesal.

Didalam, Shou sedang dimarahi.

“Mau jadi apa kau kalau begini terus?! kau ini suka melamun dan benar-benar malas. aku tau kalian kemarin itu sebenarnya bolos, walau si ketua kelas bersikeras kali ada urusan,” Sensei berceramah.

Shou malah tampak melamun.

Sensei menggelengkan kepalanya.

Shou ikut-ikutan menggelengkan kepalanya juga.

Giliran saga.

“Sakamoto, apa kau tau aku mengajar pelajaran apa dikelas?” Tanya Sensei pada Saga yang lagi-lagi tampak mengantuk.

Saga terdiam. Ngajar apa sih dia? Er, rasanya aku pernah dengar dia menyebut-nyebut tentang alat reproduksi, pikir Saga bingung.

Sensei menatap Saga dengan pasrah. “Tentu saja kau bingung. Kau selalu tidur setiap jam pelajaran. Mau jadi apa kau ini! Ya ampun.”

Saga menutup mukanya. Tak ingin ketahuan sedang menguap.

Nao.

“Murai, kau juara kelas dan murid berprestasi. Tapi kenapa kau ikut-ikutan bolos dengan anak-anak pemalas itu? Kau membuatku kecewa. Jangan kau ulangi lagi perbuatanmu ini. Ingat itu,” Perintah Sensei Tegas.

“Baik Sensei.”

Dan Tora.

“Kau otak mesum! Berkali-kali aku menangkap basah kau membaca majalah yang tidak benar. Itu hanya akan menghancurkan masa depanmu.”

“Ya, sensei,” Tora berusaha bersikap ramah.

“Apa itu yang ada dikantung bajumu?” tanpa menunggu jawaban dari Tora, sensei langsung mengambil barang yang ada dikantung baju Tora. Ternyata Rokok.

“Sudah kuduga,” Sensei melempar Rokok itu ketempat sampah.

Tora menyesal sudah bersikap ramah.

Terakhir, Hiroto.

“Makan, makan, makan saja kerjaanmu! Apa kau pernah membuka buku pelajaranmu?!” bentak sensei. Hiroto yang memang sedang kesal balas membentak.

“Berisik! Aku bosan tau!” Hiroto ngeloyor pergi dan membanting pintu.

Sensei benar-benar lelah.

***

Mereka pasti dimarahi. Aku sudah menyakinkan sensei kalau mereka memang benar-benar pergi ke pernikahan tante Saga. Tapi sensei tidak mempercayaiku. Reputasi mereka yang jeleklah yang membuat sensei begitu. Padahal disitukan ada Nao.

Tanpa kusadari jam istirahat ini aku berkeliaran terus disekitar ruang guru. Sampai Saga lewat…

“Sakamoto,” Panggilku nekat. Apa yang sudah kulakukan???!!

“Ng?” Saga berhenti dan memandangku dengan bingung.

“Er, kalian dimarahi sensei gara-gara yang kemaren ya?” Tanyaku. Pergilah wahai kegugupan…

“Begitulah,” Jawabnya singkat.

“Ah, gomen. Padahal aku sudah berusaha menyakinkan sensei. Tapi dia tidak percaya. Gomen,” kataku merasa bersalah sambil membungkukan badan dengan ketegangan yang kusembunyikan mati-matian.

Saga agak kaget. “Sudahlah, kami ini memang selalu menjadi sasaran sensei, kok.”

“Begitu, ya?” Aku merasa agak lega.

Saga tersenyum. Tersenyum dengan manis. Tersenyum untukku.

Aku mematung dan membalas senyumannya dengan senyumku yang kurasa kacau. Dia lalu pergi. Sepertinya ke atap.

Sedangkan aku masih berdiri disini.

“Hey, apa kau melihat Shou?” Tanya seseorang membuatku tersadar. Aku berbalik.

Hotaru rupanya.

“Sepertinya di atap,” Jawabku masih terpengaruh dengan kejadian tadi. Aku masih sulit kembali ke alam nyata.

“Kau kenapa?” Tanya Hotaru heran.

“Tidak apa-apa,” Aku langsung kabur.

“Tadi kulihat dia berbicara dengan Saga,” Gumam Hotaru curiga.

***

Di atap, anak-anak Alice Nine tidak nge-band seperti biasa. Hanya duduk-duduk santai. Mereka tampak kehilangan mood.

Nao sedang serius membaca buku panduan menghadapi ujian kelulusan. Dia memandang Tora yang menekan headset ke telinganya.

“Baca ini,” Nao menyodorkan buku itu ke Tora. Baru melihat sampul depannya saja Tora langsung terkulai lemas. Shou mengambil buku itu dan melihat-lihat isinya dengan malas. Lalu dia memberikan buku itu ke Saga. Tanpa rasa ketertarikan sedikitpun, dia menyodorkannya ke Hiroto dan langsung dilepar jauh-jauh oleh Hiroto.

“Payah,” Gumam Nao.

***

Ujian sebentar lagi. Festival band juga sebentar lagi. Alice Nine, kecuali Nao lebih sibuk memikirkan festival band. Nao tampaknya mengutamakan ujian, namun tak pernah ketinggalan latihan.

Alice Nine, kalau mataku tidak salah, sedikit agak tempramen dan lebih malas daripada biasanya. Suasana yang sungguh tidak menyenangkan. Saga juga lebih cuek daripada biasanya. Dia juga sering menghilang dari kelas. Kalau tidak ada dia, rasanya ada yang kurang…

Suasana yang tidak nyaman begini membuat firasatku tidak enak. Aku mencium bau masalah…

***

to be continue

2 comments:

Anonymous said...

makin serru aja XDXD

c rei bisa bikin sebegitu urut dan beruntun ~~~~ ('. ')

Lanjuuuuutttt XDXD

Anonymous said...

wah bagus bagus!!
hadi ngabayangin pvnya mereka XDD

tapi kenapa hipon ku jadi doyan makan ya??? makannya mpe lahap gitu
lanjut *ikutan mami hota*