Saturday, 25 July 2009

KARENA AYAM ATAU TELUR

Banyak yang mempertanyakan, duluan ayam atau telur yang diciptakan? Sayang, belum ada jawaban pasti. Entah siapa yang pertama kali nanya. Dia bisa jadi beken tuh. Cause, this case punya efek juga buat kehidupan banyak orang. Malah menurut gue ada yang berantem gara2 ayam ma telur ini. Entah siapa, entah di belahan bumi mana, tapi gue yakin mereka ada.

Ok, biarkan gue masuk dalam masalah ini and give my opinion for this problem. Ayam atau telur? Well, semua bermula dari sebuah cerita lama. Hanya saja berbeda versinya. Versi gue tentunya.

Here we go...

Saat diciptakannya adam, rupanya ada juga yang diciptakan. Yaitu ayam. Ayam jantan. Dan ayam jantan tersebut bernama ayadam. Seiring diciptakannya ayadam, diciptakan pula bebek, sapi, semut, belalang... and dinosaurus of course. Sama seperti adam, ayadam pun merasa kesepian hanya sendirian di surga yang indah itu.

Karena itulah diciptakan ayawa. Ayam betina. Ayadam dan ayawa pun hidup bahagia berdua. Melakukan apa saja di kandang indah tercinta mereka. Namun ada satu larangan. Mereka tidak boleh memakan buah kuldiam dari pohon kuldiam yang ada di tengah bunga-bunga mawar yang ada di seberang kandang mereka. Mereka menurutinya.

Pada suatu hari, ayawa berjalan-jalan santai dengan riangnya. Dia tidak sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan. Diperhatikan oleh sosok yang sudah lama memperhatikan dia dan ayadam. Sosok itu tidak menyukai mereka berdua. Sosok itu adalah ular hijau yang licin dan liciknya minta ampun.

Ular hijau licin *jaulin*, selicin kepala yang shoulin tidak berambut itu berpikir...
Dan dia tersenyum licik

“Ayawa... hei awaya...” Panggil ular jaulin. Suaranya semanis madu. Hufh!

Ayawa menoleh ke arah suara yang memanggilnya. “Ada apa?” tanyanya heran.

“Aku punya sesuatu yang bagus.” Ular jaulin senyum-senyum.

“Apa itu?” Ayawa penasaran.

“Mendekatlah kemari, baru akan ku beri tahu.”

Ayawa tidak merasa yakin. Ayadam pernah mengatakan untuk tidak mendekati ular jaulin. Karena ular jaulin bukanlah hewan yang baik.

“Ada apa? Kau tidak mau melihat sesuatu yang bagus itu?” Tanya Ular jaulin agak kesal.

Sesungguhnya ayawa ingin melihat sesuatu yang bagus itu, tapi dia ragu. Masih terbayang nasihat ayadam.

Huh, dia meragukanku! Ular jaulin menggerutu dalam hati. Sabar, sabar...

“Apa kau ragu? Tenang saja inikan sesuatu yang bagus. Apa ada yang merugikan dari sesuatu yang bagus?” Ular jaulin berkata dengan pede dan yakin.

Sesungguhnya pun ayawa masih ragu. Tapi dia benar-benar penasaran. So, dia bergerak perlahan ke arah ular jaulin. Ular jaulin memenagkan ronde pertama.

“Sekarang ikut aku. Kita liat sesuatu yang bagus itu.”

Mereka pun sampai di himpunan bunga-bunga mawar. Ayawa terpesona. Bunga-bunga mawar itu begitu indah. Dia beradegan ala film india. Biasa, lari-larian di taman gitu deh, sambil nyanyi-nyanyi.

“Inilah sesuatu yang bagus itu,” Ular jaulin berkata sambil menunjuk ke arah buah kuldiam. Matanya berkilat-kilat licik. “Kau harus mencobanya...”

Ayawa terdiam. Inikan buah terlarang?

“Aku tidak bisa. Aku tidak boleh memakan buah terlarang. Begitu juga ayadam. tidak,” Kata ayawa, namun dia tampak ragu. Ular jaulin melihat keraguan itu dan langsung menyambarnya.

“Buah terlarang? Aku tidak tahu itu, tapi ini enak sekali! Benar-benar bagus!” Seru Ular jaulin menggoda.

Ayawa masih tidak yakin.

Ular jaulin gregetan. Dipetiknya buah kuldiam dan didekatkannya ke wajah ayawa.
“Ini benar-benar enak. Kau takkan menyesal...” Bisik Ular jaulin.

Ayawa mengambil buah itu dan dengan perlahaan mendekatkannya ke mulut dan... memakannya.

Dan dari situlah terjadi malapetaka. Juga menciptakan misteri yang beredar diantara kita.

Seperti hawa yang melahirkan kain, ayawa, bukan! Bukan melahirkan! Tapi bertelur. Menelurkan seekor chicken yang bernama ayain.

Misteri terpecahkan.

***

0 comments: