Genre: sad tragic, bl
Author: Reila Arashi
Pairing: UruhaXHiroto
Peti mati itu perlahan diturunkan. Tanah mulai menutupinya hingga akhirnya peti mati itu tak terlihat lagi. Bunga-bunga mulai ditaburkan. Semua org yg mengelilingi makam itu tidak tahan untuk tidak mengeluarkan air mata. Semua orang menangis. Namun kesedihan mereka tak sebanding dengan kesedihan seseorang yg ada disana. Seseorang yg berdiri paling dekat dengan nisan makam itu.
“Pon..”
Hiroto menoleh. Rupanya Shou yg memanggil.
“Ayo pulang. Acaranya sudah selesai.”
Hiroto diam. Dia menampik ajakan Shou. Dia masih ingin disitu. Dia masih ingin dipemakaman itu.
“Pon…” panggil Shou lagi.
Hiroto masih diam. Tiba-tiba pundaknya ditempuk dengan lembut.
“Hiroto, aku tau kau sangat kehilangan dia. Kami pun begitu. Bahkan sejujurnya kami tidak rela dia pergi,” ucap Aoi sedih.
“Yah, tidak ada lagi orang yg akan menantangku main game,” kata Kai sambil menerawang ke atas. Memikirkan kembali masa-masa itu.
“Setidaknya aku tidak akan mendengar dia membicarakan dirinya terus. Dia itu suka sekali memuji-muji dirinya sendiri. Dia…” reita menunduk. Dia tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.
“Orang narsis di dunia ini berkurang satu deh,” kata Ruki sambil mengusap air matanya yg tampaknya tidak mau berhenti mengalir. Saga menepuk-nepuk pundaknya, berusaha untuk menenangkannya.
“Tapi hidup jalan terus. Kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Dia pasti sedih dan tidak tenang bila melihat kita begini. Kita harus tegar dan tetap tersenyum. Terutama kau Hiroto, kau harus tetap bersemangat!” kata kai yakin. Rupanya dia bertekad untuk tidak jatuh terlalu dalam ke dalam kesedihan. Walau hatinya perih sekali.
Hiroto berusaha untuk tersenyum. Tapi rasanya sulit sekali untuk melakukannya. Hatinya benar-benar hancur.
“Sebaiknya kita semua pulang. Hari semakin gelap,” kata Tora.
“Ya, ayo..” ajak Nao.
Sulit sekali bagi Hiroto untuk menggerakan kakinya. Dia masih ingin tetap di situ. Masih ingin memandang nisan itu.
Shou menarik tangannya. “Ayo, pon..”
“Goodbye our big brother. We won’t forget you! Kau akan selalu dikenang sebagai personel The Gazette yg hebat,” ucap kai tulus.
“Yeah, goodbye my best partner. Kau adalah gitaris yang paling keren…” lirih Aoi. Mereka semua akhirnya melangkah pergi. Namun Hiroto belum melepaskan pandangannya dari nisan marmer yang bisa itu. Kata-kata yang tertulis dinisan itu masih malayang-layang dikepalanya.
TAKASHIMA KOUYOU
09-06-1981
25-06-2008
“Uruha…”
***
Hiroto masih membisu. Sejak dari pemakaman tadi dia tidak berbicara sedikit pun. Dan sekarang dia berbaring sendirian di ranjang tempat dia dan Uruha menghabiskan malam bersama.
Hiroto mengingat kembali kenangan-kenangannya bersama Uruha. Saat pertama kali bertemu Uruha, saat Uruha menyatakan cinta padanya, saat Uruha mengajaknya ke Disneyland, saat dia bertengkar dengan uruha, saat dia ketakutakan karena petir dan uruha memeluknya sepanjang malam untuk menenangkannya, saat Uruha memegang tangannya, saat Uruha menciumnya… saat2 itu… saat2 yang ingin Hiroto ulang kembali…
Semakin memikirkannya, kepala Hiroto semakin sakit. Dia benar2 merindukan uruha. Dia sangat merasa kehilangan. Dia ingin Uruha di sini untuk mengucapkan selamat malam kepadanya. Seperti yang Uruha lakukan setiap malam. Dia hanya menginginkan Uruha kembali. Dia sangat menginginkan Uruha kembali… hanya Uruha…
Dia hanya ingin bisa bersatu dengan Uruha.
Hiroto berdiri. Dia seperti mendapat ilham. Dia berjalan menuju lemari dan tampak mencari-cari ‘sesuatu’. Dia kahirnya menemukan ‘sesuatu’ yg dia cari…
“Percuma aku hidup kalau kau tidak ada di sampingku,” lirih Hiroto. Dia memandangi pisau yg ada ditangannya. “Hanya ini cara satu2nya agar aku bisa bersatu lagi denganmu,” Hiroto tersenyum.
“Aku datang Uruha…”
Tapi…
“Pon…”
Hiroto terkejut. Pisau yg ada ditangannya sampai terjatuh.
“Uruha?”
“Ya… ini aku pon…”
Hiroto menoleh ke arah suara itu. URUHA?! Tak salah lagi! Tatapan mata itu, rambut pirangnya!!
Hiroto menjerit dan berlari ke pelukan uruha. Uruha tersenyum.
“Uruha!!! Kau kembali! Jangan tinggalkan aku lagi… aku tidak bisa hidup tanpamu…”
Uruha masih tetap tersenyum. Dibiarkannya Hiroto menangis dipelukannya selama beberapa saat. Lalu kedua tangannya dia memegang pundak Hiroto dan dia memandang dalam2 pada kedua mata Hiroto.
“Pon, aku disini Cuma sebentar.”
Hiroto yg sejak tadi terisak menjadi terdiam. “Maksudmu?”
“Aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal karena aku akan ‘benar-benar’ pergi. Pon, kumohon jangan lakukan hal tadi. Belum saatnya untukmu… kau harus tetap hidup dan terus berjuang.”
Tangis Hiroto kembali pecah. Kali ini lebih nyaring dan pilu.
“Uruha…”
“Selamat tinggal pon-pon, jaga dirimu baik-baik. Aishiteiru…” ucap Uruha lembut. Dia lalu mencium kening Hiroto dengan hangat.
“TIDAK!!! URUHA JANGAN PERGI!!! JA.. Uruha? URUHA! URUHA!” Hiroto terus menjerit-jerit memanggil nama Uruha. Tapi uruha sudah pergi. Benar-benar pergi untuk selamanya…
“Uruha jangan tinggalkan aku! Aku tidak bisa hidup tanpamu! Uruha.. Uruha…”
“Pon?”
“URUHA!!!”
“Pon? Pon-pon!”
Hiroto membuka kedua matanya yang bersimbahan air mata. Dia menoleh ke arah kea rah suara yg memanggilnya. Suara itu adalah suara Uruha yang memandanginya dengan bingung dan khawatir.
“
Nggak tanggung2 Hiroto langsung memeluk Uruha.
“URUHA!!!”
“Eeeh?” Uruha semakn bingung dibuatnya.
“Uruha! Jangan mati! Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!”Hiroto berteriak histeris dan uruha mendadak tersenyum. Rupanya dia paham kalau pon-ponnya tersayang bermimpi buruk tentangnya.
“Kalau kau mati, aku juga akan mati! Kalau kau pergi, aku akan ikut pergi! Kemanapun kau pergi…”
“Pon, aku masih hisup. Buktinya kau bisa menyentuhkukan? Dan aku tidak pergi kemana-mana. Sepanjang malamkan aku selalu di sampingmu.”
Hiroto masih terisak. Uruha mengelus-elus kepalanya dengan lembut. “kau Cuma bermimpi buruk. Jangan terlalu dipikirkan.”
Hiroto memandang Uruha yg amat ia sayangi.
“Kau janji ya tidak akan meninggalkanku.”
“Ya, aku janji. Aku akan selalu disampingmu.” Hiroto tersenyum. Uruha lalu mencium kening Hiroto lalu turun ke bibir Hiroto. Mereka berciuman dengan hangat. Mimpi buruk Hiroto seperti melebur dan terlupakan.
Owari…
****
Aneh,,,
Jadi merasa mual.
2 comments:
KEEEERRREEEEEEEEEENNNNNN ~~~!!!!
SUGGGEEEEEEEE ~~ !!!!!!
you HAVE made me cry owh ~~~ maLu dah mewek d warnet TT__TT
untung cm mimpi ya pon,, *tepuk2 punggung hiroto*
tidaaaaakkk!!!!!
hipon ku ngapa di pasangin ma om2 mesum T_______T * di kejar pake gitar* Kabur*
Post a Comment