Is it normal when your parent hate you?
I don't know what to do. The pressure inside of me.
I love them. My parent. But, I always do something wrong to them.
I cry, I sleep, I wanna die...
I don't understand. why do they hate me?
All problems. My problems.
you know, problems are my friend. My best friend.
Friday, 31 October 2008
PRESURRE
Labels: dear god
Posted by Reila Da vinci at 01:56 0 comments
Saturday, 25 October 2008
DISSAPOINT
Just want to write
Rightness…
Is happiness or sadness?
God laughs
Me too
It’s a small problem
But my tears falling down
Why?
Why my heart sick?
Labels: poems
Posted by Reila Da vinci at 02:27 0 comments
Friday, 17 October 2008
BENCANA!!! PAIN'S ATTACK!!!
whoa
whoa
whoa
whoa
whoa
whoa
whoa
whoa
huaaa!!!
HUAAAAA!!!
Er,liat ndiri gambar dibawah ini,,,,
Gawat! Akhirnya 6 Pain turun tangan dalam penangkapan kyubi si ekor 9 alias Naruto! Mereka pergi ke Konoha bersama Konan dan mengacau di
SHARINGAN MEET RI’NEGAN
Sumpah gw takut banget waktu salah satu pain *yg paling cakep!* nyamperin Iruka sensei untuk menanyakan keberadaan Naruto. Tentu saja Iruka sensei tidak mengatakannya. Hampir aja Iruka mati kalo ga ditolong ma Kakashi sensei. Akhirnya Kakashi malah duel ma Pain cakep. Apakah kakashi bisa menang? Ato malah end? Secara, Jiraiya dead waktu ngelawan Pain *huhu*. Tapi perlu semua Pain untuk menamatkan Jiraiya. Bahkan 1 pain tewas oleh jiraiya dan tubuhnya dibawa ke Konoha oleh Fukasaku-sama. kakashi masih punya kesempatan karena dia Cuma melawan 1 pain. Go kakashi!
BATTLEFIELD KONOHA!!!
Shikamaru, Sakura, ma Shinobi Konoha cewek yg jenius itu berusaha memecahkan teka-teki dibelakang punggung Fukasaku-sama. Tapi begitu melihat kekacauan yang terjadi, mereka langsung membantu.
Shizune and team berhasil menemukan jawaban atas rahasia tubuh pain. Shizune segera mencari tsunade. Duh, semoga sempat ya…
Dan Tsunade yang merasa hal ini akan terjadi langsung member perintah untuk memanggil kembali Naruto…
Fiuh… heboh bener gw. Abis cerita Naruto jadi seru setelah sebelumnya mengalami decade membosankan. Er, apakah cerita Naruto semakin mendekati ending? Tapi bagaimana dengan kelanjutan dendam sasuke and hawk team? Kabuto yang masih misterius? Trus raikage dan adenya, si ekor 8 yang berhasil kabur dari akatsuki? Dan yang paling penting Madara Uchiha alias Tobi yang identitasnya masih belum jelas dan rencananya yang sepertinya berbahaya?!
Waduh…
Ps: kalo mau tau ceritanya lebih jelas, mending lo baca ato donlot di http://www.onemanga.com
Ato di stoptazmo yg linknya dah gw taruh disamping kiri tuh.
Posted by Reila Da vinci at 01:42 1 comments
Shunkashuutou part 1 (Reila Arashi's version)
SHUNKASHUUTOU Part 1 (Reila Arashi’s version)
Author : Reila Arashi
Tittle: Shunkashuutou
This fanfic inspired by Shunkashuutou Pv yg keren itu.
Kelas 2B, SMA Mori,
Hari ini berjalan seperti biasa. Tapi berada di kelas ini bagiku tidak biasa.
Tapi… coba kalian lihat sendiri. Mereka benar-benar… tidak peduli pada sensei yg sedang mengajar! Kecuali Nao. Dia tampak serius memperhatikan apa yg sedang sensei terangkan. Dia memang pintar dan rajin. Dia juga selalu mendapat peringkat satu lo! Yah, berbeda dengan anggota Alice Nine yg lain. Shou sedang asyik melihat keluar, entah apa yg dia lihat. Hiroto makan dengan rakus begitu! Er, dia menutupi makanannya dengan buku. Tora membelakangi sensei. Dia membaca majalah. Aku curiga itu majalah yg tidak benar… Saga? Tidur. Seperti biasa, dia tampak manis…
“Baiklah anak-anak, sampai sini ada yg belum dimengerti?” Tanya Sensei. Dia melihat sekeliling dan pandangannya berhenti pada Alice Nine. Kecuali Nao tampaknya. Anak-anak lain jadi ikut melihat mereka. Keempat anak badung itu sama sekali tidak sadar kalau mereka menjadi pusat perhatian sekarang.
Sensei naik darah! Dia tampaknya lelah sekali mengahadapi mereka berempat. Mereka selalu seperti itu! Bukan hanya kali ini saja.
BUKH!!!
“Eeeh!” Shou kaget.
PLAK!!!
“Aduh!” Makanan Hiroto terjatuh.
“Laaah? Majalahnya…” Tora mengeluh. Sensei mengambil majalahnya.
“Majalah yg merusak moral!”
BLETAK!!!
“Ng?” Saga terbangun.
“Fiuh…” Nao tampak tidak mau tau.
Sensei memandangi mereka dengan murka.
“KELUAR KALIAN!!!!!!!!”
Di luar,
Keempat anak itu terdiam sambil berdiri di koridor. Mereka bukan merenungi dan menyesali kesalahan yg telah mereka perbuat. Tapi Shou sibuk memikirkan mobil yg dia lihat melintas waktu dikelas tadi, Hiroto masih merasa lapar, Tora memikirkan cara untuk medapatkan kembali majalahnya karena harga tidak murah, dan Saga masih mengantuk.
“Tapi lebih enak disini
“kau benar pon,” kata Tora.
Bletak!
“Apa sih, Shou?” Saga memegangi kepalanya dengan kesal gara-gara dijitak Shou.
“Aku hanya meniru sensei sewaktu menjitakmu tadi. Itu lucu sekali!” Seru Shou sambil tertawa. Yg lain ikut tertawa.
“Mmm, baiklah! Saga berubahlah menjadi kepribadianmu yg jahat. Dan disaat itulah aku menjadi Hiroto-man. Kita bertarung sampai mati!” Hiroto tampak bersemangat dan mengacungkan tinjunya ke Saga.
“Boleh saja,” Saga memejamkan matanya berusaha untuk berkonsentrasi.
“Lalu kami jadi apa?” Shou menujuk dirinya dan Tora.
“kau jadi cewek yg tidak berdaya sekaligus korban kejahatan Saga. Dan Kau Tora, kau jadi polisi saja! Yg awalnya sok berani tapi pada akhirnya memohon bantuan Hiroto-man.”
“Eeeeekkhh??!!!”
“Ayo kita mulai!”
Sementara itu di dalam kelas,
“Jawab pertanyaan yg ada dipapan tulis ini dan wak…” perkataan sensei terputus karena suara-suara ribut yg berasal dari luar.
“Tolong!
“Hahahaha!!!”
“Bagaimana ini aku tidak sanggup melawannya! Dia terlalu kuat!”
“Jreng! Jreng! Akulah Hiroto-man! Pembela kebenaran, penumpas kejahatan dan penjaga perdamaian!”
Kapur yg digenggam sensei sampai hancur. Aku hanya berdoa semoga mereka tidak apa-apa. Terutama Saga…
Brak!!!
Pintu kelas terbuka dengan keras. Keempat anak itu kaget! Lalu mereka bertingkah sok polos seakan-akan tidak melakukan kesalahan apapun. Sensei rupanya hanya memandangi mereka dengan geram, tapi tidak melakukan apapun. Mungkin dia lelah menghadapi mereka.
Syukurlah…
***
Treeeng…!!!
Bel pulang berbunyi. Yah, saatnya pulang. Alice Nine sepertinya senang mendengar bunyi bel, terutama Hiroto. Dia langsung berlari keluar menuju loker begitu sensei keluar untuk mengambil gitarnya.
“Atap performance, eh?” Seru Shou bersemangat.
“Let’s go!!!”
Wah, mereka akan melakukan atap performance lagi!!! Atap performance maksudnya mereka akan main band diatap. Anggap saja atap itu milik mereka, soalnya mereka tidak memperbolehkan siapapun berada disana. Bahkan hanya untuk menonton mereka saja. Kau bisa dibunuh! Sayang, padahal aku ingiiiiin sekali menonton mereka. Aku ingin melihat Saga. Walau harus bayar tiket ke atap tak apa. aku sudah lama menyukai Saga. Bahkan sebelum Alice Nine terkenal. Lah? Kenapa aku malah mengocehkan hal yg tidak jelas! Lupakan Saja.
Kelima cowok cakep itu menaiki tangga. Hiroto mengoceh tentang lagu yg baru diciptakannya. Sepertinya mereka mau memainkan lagu baru itu. Yak! Pintu atap ditutup.
Dan aku hanya bisa mendengar dari tangga kalau mereka sudah mulai bermain. Suara bass Saga terdengar dari sini.
****
TO BE CONTINUE
Sekilas tentang fanfic ini. Setelah menonton Pv Shunkashuutou gw langsung jatuh cinta! Keren bgt tuh pv. Pv Arisu fav. Gw nih. Dari menonton Pv ini, trus mengkhayal terus-terusan, akhirnya terciptalah ini fanfic. Fanfic ini masih ada lanjutannya. Part 1 baru pengenalan tokoh. Masalah belum muncul. Mungkin di part 3. Part 2 kira2 nyeritain awal mula masalah terjadi. Kira2 gitulah.
Labels: alice nine, Fanfic
Posted by Reila Da vinci at 01:04 2 comments
Monday, 13 October 2008
Poems
FEELING SICK
I try to forget you
But I can’t
I try to erase you from my head
But I can’t
I try to ask my self
Why?
Why your shadow always here?
Why your smiles never go away?
Your name in my heart
So beautiful
But make me sad
Always make me sad
RUNAWAY
Goodbye
Is the word that I wanna tell you, friend
I will runaway
Runaway from this world
Our world
I’m sorry
I always make you sad
Please forgive me
When you feel angry to me
My friend
I will never forget you
Don’t cry when I don’t here anymore
Goodbye…
Labels: poems
Posted by Reila Da vinci at 17:10 0 comments
Saturday, 4 October 2008
I just can't live without you...
Genre: sad tragic, bl
Author: Reila Arashi
Pairing: UruhaXHiroto
Peti mati itu perlahan diturunkan. Tanah mulai menutupinya hingga akhirnya peti mati itu tak terlihat lagi. Bunga-bunga mulai ditaburkan. Semua org yg mengelilingi makam itu tidak tahan untuk tidak mengeluarkan air mata. Semua orang menangis. Namun kesedihan mereka tak sebanding dengan kesedihan seseorang yg ada disana. Seseorang yg berdiri paling dekat dengan nisan makam itu.
“Pon..”
Hiroto menoleh. Rupanya Shou yg memanggil.
“Ayo pulang. Acaranya sudah selesai.”
Hiroto diam. Dia menampik ajakan Shou. Dia masih ingin disitu. Dia masih ingin dipemakaman itu.
“Pon…” panggil Shou lagi.
Hiroto masih diam. Tiba-tiba pundaknya ditempuk dengan lembut.
“Hiroto, aku tau kau sangat kehilangan dia. Kami pun begitu. Bahkan sejujurnya kami tidak rela dia pergi,” ucap Aoi sedih.
“Yah, tidak ada lagi orang yg akan menantangku main game,” kata Kai sambil menerawang ke atas. Memikirkan kembali masa-masa itu.
“Setidaknya aku tidak akan mendengar dia membicarakan dirinya terus. Dia itu suka sekali memuji-muji dirinya sendiri. Dia…” reita menunduk. Dia tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.
“Orang narsis di dunia ini berkurang satu deh,” kata Ruki sambil mengusap air matanya yg tampaknya tidak mau berhenti mengalir. Saga menepuk-nepuk pundaknya, berusaha untuk menenangkannya.
“Tapi hidup jalan terus. Kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Dia pasti sedih dan tidak tenang bila melihat kita begini. Kita harus tegar dan tetap tersenyum. Terutama kau Hiroto, kau harus tetap bersemangat!” kata kai yakin. Rupanya dia bertekad untuk tidak jatuh terlalu dalam ke dalam kesedihan. Walau hatinya perih sekali.
Hiroto berusaha untuk tersenyum. Tapi rasanya sulit sekali untuk melakukannya. Hatinya benar-benar hancur.
“Sebaiknya kita semua pulang. Hari semakin gelap,” kata Tora.
“Ya, ayo..” ajak Nao.
Sulit sekali bagi Hiroto untuk menggerakan kakinya. Dia masih ingin tetap di situ. Masih ingin memandang nisan itu.
Shou menarik tangannya. “Ayo, pon..”
“Goodbye our big brother. We won’t forget you! Kau akan selalu dikenang sebagai personel The Gazette yg hebat,” ucap kai tulus.
“Yeah, goodbye my best partner. Kau adalah gitaris yang paling keren…” lirih Aoi. Mereka semua akhirnya melangkah pergi. Namun Hiroto belum melepaskan pandangannya dari nisan marmer yang bisa itu. Kata-kata yang tertulis dinisan itu masih malayang-layang dikepalanya.
TAKASHIMA KOUYOU
09-06-1981
25-06-2008
“Uruha…”
***
Hiroto masih membisu. Sejak dari pemakaman tadi dia tidak berbicara sedikit pun. Dan sekarang dia berbaring sendirian di ranjang tempat dia dan Uruha menghabiskan malam bersama.
Hiroto mengingat kembali kenangan-kenangannya bersama Uruha. Saat pertama kali bertemu Uruha, saat Uruha menyatakan cinta padanya, saat Uruha mengajaknya ke Disneyland, saat dia bertengkar dengan uruha, saat dia ketakutakan karena petir dan uruha memeluknya sepanjang malam untuk menenangkannya, saat Uruha memegang tangannya, saat Uruha menciumnya… saat2 itu… saat2 yang ingin Hiroto ulang kembali…
Semakin memikirkannya, kepala Hiroto semakin sakit. Dia benar2 merindukan uruha. Dia sangat merasa kehilangan. Dia ingin Uruha di sini untuk mengucapkan selamat malam kepadanya. Seperti yang Uruha lakukan setiap malam. Dia hanya menginginkan Uruha kembali. Dia sangat menginginkan Uruha kembali… hanya Uruha…
Dia hanya ingin bisa bersatu dengan Uruha.
Hiroto berdiri. Dia seperti mendapat ilham. Dia berjalan menuju lemari dan tampak mencari-cari ‘sesuatu’. Dia kahirnya menemukan ‘sesuatu’ yg dia cari…
“Percuma aku hidup kalau kau tidak ada di sampingku,” lirih Hiroto. Dia memandangi pisau yg ada ditangannya. “Hanya ini cara satu2nya agar aku bisa bersatu lagi denganmu,” Hiroto tersenyum.
“Aku datang Uruha…”
Tapi…
“Pon…”
Hiroto terkejut. Pisau yg ada ditangannya sampai terjatuh.
“Uruha?”
“Ya… ini aku pon…”
Hiroto menoleh ke arah suara itu. URUHA?! Tak salah lagi! Tatapan mata itu, rambut pirangnya!!
Hiroto menjerit dan berlari ke pelukan uruha. Uruha tersenyum.
“Uruha!!! Kau kembali! Jangan tinggalkan aku lagi… aku tidak bisa hidup tanpamu…”
Uruha masih tetap tersenyum. Dibiarkannya Hiroto menangis dipelukannya selama beberapa saat. Lalu kedua tangannya dia memegang pundak Hiroto dan dia memandang dalam2 pada kedua mata Hiroto.
“Pon, aku disini Cuma sebentar.”
Hiroto yg sejak tadi terisak menjadi terdiam. “Maksudmu?”
“Aku datang untuk mengucapkan selamat tinggal karena aku akan ‘benar-benar’ pergi. Pon, kumohon jangan lakukan hal tadi. Belum saatnya untukmu… kau harus tetap hidup dan terus berjuang.”
Tangis Hiroto kembali pecah. Kali ini lebih nyaring dan pilu.
“Uruha…”
“Selamat tinggal pon-pon, jaga dirimu baik-baik. Aishiteiru…” ucap Uruha lembut. Dia lalu mencium kening Hiroto dengan hangat.
“TIDAK!!! URUHA JANGAN PERGI!!! JA.. Uruha? URUHA! URUHA!” Hiroto terus menjerit-jerit memanggil nama Uruha. Tapi uruha sudah pergi. Benar-benar pergi untuk selamanya…
“Uruha jangan tinggalkan aku! Aku tidak bisa hidup tanpamu! Uruha.. Uruha…”
“Pon?”
“URUHA!!!”
“Pon? Pon-pon!”
Hiroto membuka kedua matanya yang bersimbahan air mata. Dia menoleh ke arah kea rah suara yg memanggilnya. Suara itu adalah suara Uruha yang memandanginya dengan bingung dan khawatir.
“
Nggak tanggung2 Hiroto langsung memeluk Uruha.
“URUHA!!!”
“Eeeh?” Uruha semakn bingung dibuatnya.
“Uruha! Jangan mati! Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!”Hiroto berteriak histeris dan uruha mendadak tersenyum. Rupanya dia paham kalau pon-ponnya tersayang bermimpi buruk tentangnya.
“Kalau kau mati, aku juga akan mati! Kalau kau pergi, aku akan ikut pergi! Kemanapun kau pergi…”
“Pon, aku masih hisup. Buktinya kau bisa menyentuhkukan? Dan aku tidak pergi kemana-mana. Sepanjang malamkan aku selalu di sampingmu.”
Hiroto masih terisak. Uruha mengelus-elus kepalanya dengan lembut. “kau Cuma bermimpi buruk. Jangan terlalu dipikirkan.”
Hiroto memandang Uruha yg amat ia sayangi.
“Kau janji ya tidak akan meninggalkanku.”
“Ya, aku janji. Aku akan selalu disampingmu.” Hiroto tersenyum. Uruha lalu mencium kening Hiroto lalu turun ke bibir Hiroto. Mereka berciuman dengan hangat. Mimpi buruk Hiroto seperti melebur dan terlupakan.
Owari…
****
Aneh,,,
Jadi merasa mual.
Labels: alice nine, Fanfic, the gazette
Posted by Reila Da vinci at 01:33 2 comments